Langsung ke konten utama

Review Buku Novel: Kebaya Wungu



Tidak biasanya saya cukup bersemangat untuk membahas dan menulis ulasan buku. Kali ini, yang akan saya review adalah sebuah Novel berjudul Kebaya Wungu. Pada posting sebelumnya, saya mencoba untuk mengulas sebuah komik komedi dengan judul Dieter

Pada posting yang ini kembali lagi saya mengulas sebuah Novel. Kenapa cukup bersemangat? Karena walaupun ini buku lama, tapi pas sekali momennya dengan isu yang beredar saat ini di Piala Dunia Sepakbola 2022. Anda pasti bingung korelasi antara Kebaya Wungu dengan piala dunia. Makanya, baca terus sampai akhir. 

Review Novel Kebaya Wungu 

Novel yang diulas kali ini berjudul Kebaya Wungu karangan Zara Zettira ZR. Sebagai penyuka buku yang malas membaca, nama Zara Zettira ini terdengar tidak asing. Bisa dibilang terkenal. Pada tulisan di cover belakangnya, Novel ini dikatakan terinspirasi dari emansipasi wanita yang berani memberontak norma di masanya demi kebenaran dan kesetiaan pengabdian.

1. Informasi Buku 

Buku Novel Kebaya Wungu karangan Zara Zettira ZR ini merupakan terbitan dari Kosmis Sinergi Group pada tahun 2009. Penyuntingnya adalah Petrus Teguh Esha serta penata letaknya adalah D. Ramdhani N. Sayangnya saat ini cukup sulit mendapatkan informasi mengenai penerbit Kosmis Sinergi Group. 

Buku Novel Kebaya Wungu ini berdimensi lebar 11 cm x 17,5 cm. Ketebalan buku ini mencapai 1,2 cm dengan jumlah halaman 234. Dimensinya ringkas, bisa masuk kantung celana maupun baju. Genrenya adalah drama. Novel ini terbilang cukup pendek karena dari 234 halaman tersebut masih dikurangi halaman tentang penulis dan beberapa halaman lainnya.

2. Sinopsis 

Cerita bermula dari Jenna, seorang wanita karir berusia 27 tahun, single. Jenna yang sedang bergelut dengan pikirannya untuk mengejar cita-cita lain. Namun ia belum yakin cita-cita apa yang ingin dicapainya. Setelah memutuskan untuk memupuskan cita-citanya sebagai penyanyi, saat ini ia ingin jadi penulis. 

Jenna yang sudah berusia 27 tahun dianggap oleh Ibunya sudah cukup matang untuk berkeluarga. Oleh karena itu, ibunya selalu mendesak Jenna untuk cepat menikah dan berkeluarga. Tapi hal itu tentu saja sulit dipenuhi Jenna karena alasan ia belum memiliki kekasih dan susah mendapatkan kekasih. Sampai ia harus ke psikiater untuk cerita masalahnya. 

Di psikiater, Jenna bertemu dengan Daniel. Seorang pria yang bertubuh tegap dan tampan, profesinya adalah perancang busana. Baru kali ini Jenna benar-benar tertarik kepada seorang pria. Singkat cerita, mereka berbincang hingga akhirnya Jenna tahu bahwa Daniel adalah transgender (wanita yang dioperasi menjadi pria). 

Waktu berlalu, Jenna dan Daniel dipertemukan kembali di butik milik Daniel. Di sini giliran Daniel tertarik kepada Jenna setelah ia melihat Jenna sangat cocok dengan kebaya berwarna ungu rancangan Daniel. Ia merasa kalau Jenna adalah titisan dari seorang wanita yang dikaguminya. 

3. Unsur Intrinsik 

Novel Kebaya Wungu memiliki latar di daerah perkotaan besar. Alurnya tidak selalu maju, ada beberapa kali saat tokoh-tokohnya flashback menceritakan masa lalu. Ada juga saat penulisnya sebagai narator yang menceritakan masa lalu atau flashback dari beberapa tokohnya.

Penokohannya cukup baik, tokoh-tokoh sentralnya seperti Jenna, Ibu Nisha (Ibunya Jenna), Rara (sahabat Jenna) dan Daniel semua memiliki karakter yang terbilang cukup kuat. Apalagi penggambaran tokohnya banyak disampaikan dalam bentuk dialog ditambah dengan sedikit deskripsi. 

4. Penilaian dari Review Buku Bagus 

Ternyata emansipasi yang dimaksud oleh Zara Zettira ZR dalam Novel Kebaya Wungu ini adalah hingga pada operasi transgender salah satu tokohnya. Bahkan cerita tidak berhenti sampai di situ. Novel drama ini terus bergulir hingga ke pernikahan sesama jenis. Di akhir cerita, penulis menyatakan tulisannya hanyalah sebagai lakon. Tapi lakon ini terkesan seperti sebuah kampanye. 

Kenapa kampanye? Karena tulisan-tulisan indahnya tentang kebenaran yang relatif terasa jadi pembenaran untuk melanggar norma tertentu. Review Buku Bagus sangat tidak merekomendasikan buku ini kepada Anda yang belum punya keyakinan mantap soal kebenaran yang harus dipegang teguh. Ajaran agama dan nilai fitrah manusia misalnya. 

Novel Kebaya Wungu yang cukup jauh menuliskan tentang emansipasi ini temanya masih sangat hangat dibahas hingga sekarang. Bahkan saat ini kelompok yang pro akan hal-hal tersebut sudah sangat masif menggiringnya ke arah hak asasi. Jadi walaupun Anda berani membaca buku ini, saran saya sebaiknya tidak perlu sengaja mencari.

Komentar

Postingan Terpopuler

Ulasan Buku Sultan Ageng Tirtayasa Karya Ian Mustafa

Ulasan Buku Sultan Ageng Tirtayasa Karya Ian Mustafa  Masih dari Perpustakaan Kota Cilegon, tepatnya di Ruang Baca Anak . Kali ini Review Buku Bagus akan melakukan ulasan buku Sultan Ageng Tirtayasa karya Ian Mustafa. Karena memang saya mendapatkannya dari ruang baca anak, jadi buku ini juga merupakan buku untuk anak-anak.  Buku ini sangat cocok dan tepat untuk anak-anak. Dari segi jumlah halamannya saja tidak terlalu banyak, tidak sampai 50 halaman. Sehingga anak-anak bisa menyelesaikan bacaan ini dengan tidak terlalu kesulitan.  Buku Sultan Ageng Tirtayasa, Tentang Perebutan Tahta oleh Anak Sendiri  Jumlah halamannya yang hanya sedikit, maka tidak memungkinkan untuk memuat seluruh sejarah tentang Sultan Ageng Tirtayasa. Pada ulasan buku kali ini akan dibahas mengenai beberapa bagian sejarah dari Sultan Ageng Tirtayasa dan Kesultanan Banten.  Informasi Buku Sultan Ageng Tirtayasa  Buku berjudul Sultan Ageng Tirtayasa ini merupakan karya dari Ian Mustafa...

Ulasan Buku Antasari, KPK, & Belitan Cinta Segi Tiga Karya Burhanuddin Abe & Faisyal

Ulasan Buku Antasari, KPK, & Belitan Cinta Segi Tiga Karya Burhanuddin Abe & Faisyal  Ulasan buku Antasari, KPK, & Belitan Cinta Segi Tiga ini ditulis karena sedang ramainya berita tentang salah satu pimpinan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) yang justru tersandung kasus korupsi. Sebenarnya buku yang diulas ini adalah buku lama. Kasus Antasari Azhar pun sudah selesai secara hukum.  Bukan layaknya seperti ulasan buku biografi , tujuan ulasan buku ini salah satunya adalah untuk mengingatkan kepada pembaca bahwa KPK adalah lembaga yang dibentuk untuk menegakkan keadilan. Khususnya untuk menghilangkan praktek korupsi yang seperti sudah jadi budaya di Indonesia. KPK juga adalah lembaga yang punya banyak tantangan, salah satunya adalah kasus Antasari Azhar.  Informasi Buku Antasari, KPK, & Belitan Cinta Segi Tiga   Buku Antasari, KPK, & Belitan Cinta Segi Tiga ditulis oleh Burhanuddin Abe dan Faisyal Chaniago. Terbit pada 2009 di Yogyakarta. Penerbit...

Review Buku Sepasang Sepatu Tua Karya Sapardi Djoko Damono

Review Buku Sepasang Sepatu Tua Sepilihan Cerpen Sapardi Djoko Damono  Buku kumpulan cerpen yang berjudul Sepasang Sepatu Tua Sepilihan Cerpen Sapardi Djoko Damono ini jadi buku prosa pertama yang saya baca dari karya Pak Sapardi. Sebelumnya saya hanya tahu Sapardi Djoko Damono dari sebuah lagu Jason Ranti. Setelah tahu dari lagi itu, saya pernah mencari dan membaca beberapa karya puisinya.  Ketertarikan saya untuk membaca buku ini juga sebenarnya hanya karena ingin kembali mengisi postingan yang sudah lama absen dari dalam blog Review Buku Bagus. Awalnya khawatir, cerpen Sapardi Djoko Damono pasti bukan cerpen yang biasa-biasa saja.  Kekhawatiran saya pun terjawab. Ada beberapa cerpen karya Sapardi Djoko Damono yang rumit dan sulit saya mengerti.  Sepasang Sepatu Tua , Sebuah Kumpulan Cerpen Pilihan dari Sapardi Djoko Damono  Pada halaman terakhir buku ini ada sebuah kalimat atau ulasan yang menyatakan bahwa, banyak benda-benda mati yang jadi hidup dan berki...