Langsung ke konten utama

Review Buku Cerita Bergambar: Suku Penunggang Layang-Layang

 

Pertama melihatnya cukup terkejut, Suku Penunggang Layang-Layang karya Tere Liye.Kamu yang hobi baca pasti sudah tidak asing lagi dengan Tere Liye. Penulis yang satu ini memang terkenal sebagai penulis novel yang produktif. Sudah banyak karya novelnya yang terkenal dan laris di pasaran. 

Tapi buku yang satu ini membuat terkejut karena bukanlah sebuah novel. Buku ini berisikan cerita bergambar. Bila kebanyakan novel karya Tere Liye cocok untuk dibaca oleh remaja atau dewasa, buku cerita bergambar ini sangat menarik perhatian anak-anak.

Review Suku Penunggang Layang-Layang 

Suku Penunggang Layang-Layang atau Suku Penguasa Angin memang pernah disebutkan dalam salah satu novel karya Tere Liye berjudul Ayahku (Bukan) Pembohong. Berikut ini ulasan buku cerita bergambar karya dari Tere Liye. 

1. Informasi Buku 

Buku cerita bergambar Suku Penunggang Layang-Layang ini merupakan hasil karya cerita dari Tere Liye dan ilustrasi dari Indra Bayu. Buku ini diterbitkan pada tahun 2020 oleh Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Buku ini bisa kamu beli di Tokopedia.

Buku ini tampil dengan edisi kertas lux dan jilid hard  cover. Dimensi panjangnya sekitar 25 cm, lebarnya yaitu 30 cm sedangkan ketebalannya kira-kira 1 cm. Terdiri dari total 72 halaman, semua halamannya pun merupakan ilustrasi berwarna (full color). 


2. Sinopsis 

Suku Penunggang Layang-Layang atau Suku Penguasa Angin diceritakan sebagai sebuah suku nomaden yang hidup di padang rumput. Bila rumput mulai kering dan kehabisan sumber makanan maka mereka akan pindah ke padang rumput lain.

Tetukong adalah seorang anak Kepala Suku yang sudah berusia 12 tahun. Pada usia tersebut, seorang anak di Suku Penunggang Layang-Layang harus mengikuti ujian menunggang layang-layang. Jika dinyatakan lulus, barulah mereka bisa menunggangi layang-layang, tentu saja untuk kepentingan sukunya seperti sarana transportasi dan menggembala ternak.

Kejadian luar biasa terjadi. Tetukong adalah anak yamg cerdas dan banyak menguasai berbagai macam keahlian seperti membaca arah dari rasi bintang dan pengobatan. Kejadian luar biasanya adalah selama satu minggu Tetukong tidak mampu lulus dari ujian menunggang layang-layang tersebut.

Ternyata Tetukong takut ketinggian. Oleh karena itu dia sangat kesulitan untuk dapat menunggangi layang-layang. Ayahnya sebagai kepala suku sangat kecewa. Tapi ibunya selalu menenangkan dan memberi semangat kepada Tetukong agar tidak putus asa dan terus mencoba. 

3. Unsur Intrinsik 

Alur ceritanya singkat dengan konflik yang tidak terlalu banyak. Pesan moral baiknya sangat jelas tersurat dan tersirat. Tere Liye yang sudah sangat baik berdeskripsi  ditambah dengan ilustrasi dari Indra Yudha semakin memperjelas latar ceritanya.

Penokohan hanya terdiri dari lima tokoh sentral yaitu Tetukong, ayahnya, ibunya dan kedua temannya. Karakter dari lima tokoh sentral tersebut digambarkan sangat baik melalui penjelasan, dialog antar tokoh dan juga ilustrasi. 

4. Penilaian Review Buku Bagus 

Review Buku Bagus menilai buku Suku Penunggang Layang-Layang ini sangat baik dan juga menjadi rekomendasi untuk koleksi. Terutama koleksi bacaan untuk anak dan remaja. Hal tersebut karena ada beberapa pesan moral yang sangat baik terkandung di sini.

Selain itu, buku ini juga pasti sangat menarik untuk dibaca oleh siapa pun. Alasannya adalah ceritanya yang singkat namun mendalam dan juga ilustrasi serta gambar-gambarnya yang sangat bagus. Dijamin akan menjadi hiburan yang sarat manfaat.

Suku Penunggang Layang-Layang yang pernah disebut dalam salah satu novel karya Tere Liye sendiri, mengingatkan saya akan Andrea Hirata yang juga pernah mengembangkan cerita dari sebuah cerita yang dikarangnya sendiri. Kalau tidak percaya, seperti biasa. Coba cari tahu dan baca sendiri. Dijamin tidak akan rugi.

Komentar

Postingan Terpopuler

Ulasan Buku Sultan Ageng Tirtayasa Karya Ian Mustafa

Ulasan Buku Sultan Ageng Tirtayasa Karya Ian Mustafa  Masih dari Perpustakaan Kota Cilegon, tepatnya di Ruang Baca Anak . Kali ini Review Buku Bagus akan melakukan ulasan buku Sultan Ageng Tirtayasa karya Ian Mustafa. Karena memang saya mendapatkannya dari ruang baca anak, jadi buku ini juga merupakan buku untuk anak-anak.  Buku ini sangat cocok dan tepat untuk anak-anak. Dari segi jumlah halamannya saja tidak terlalu banyak, tidak sampai 50 halaman. Sehingga anak-anak bisa menyelesaikan bacaan ini dengan tidak terlalu kesulitan.  Buku Sultan Ageng Tirtayasa, Tentang Perebutan Tahta oleh Anak Sendiri  Jumlah halamannya yang hanya sedikit, maka tidak memungkinkan untuk memuat seluruh sejarah tentang Sultan Ageng Tirtayasa. Pada ulasan buku kali ini akan dibahas mengenai beberapa bagian sejarah dari Sultan Ageng Tirtayasa dan Kesultanan Banten.  Informasi Buku Sultan Ageng Tirtayasa  Buku berjudul Sultan Ageng Tirtayasa ini merupakan karya dari Ian Mustafa...

Ulasan Buku Antasari, KPK, & Belitan Cinta Segi Tiga Karya Burhanuddin Abe & Faisyal

Ulasan Buku Antasari, KPK, & Belitan Cinta Segi Tiga Karya Burhanuddin Abe & Faisyal  Ulasan buku Antasari, KPK, & Belitan Cinta Segi Tiga ini ditulis karena sedang ramainya berita tentang salah satu pimpinan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) yang justru tersandung kasus korupsi. Sebenarnya buku yang diulas ini adalah buku lama. Kasus Antasari Azhar pun sudah selesai secara hukum.  Bukan layaknya seperti ulasan buku biografi , tujuan ulasan buku ini salah satunya adalah untuk mengingatkan kepada pembaca bahwa KPK adalah lembaga yang dibentuk untuk menegakkan keadilan. Khususnya untuk menghilangkan praktek korupsi yang seperti sudah jadi budaya di Indonesia. KPK juga adalah lembaga yang punya banyak tantangan, salah satunya adalah kasus Antasari Azhar.  Informasi Buku Antasari, KPK, & Belitan Cinta Segi Tiga   Buku Antasari, KPK, & Belitan Cinta Segi Tiga ditulis oleh Burhanuddin Abe dan Faisyal Chaniago. Terbit pada 2009 di Yogyakarta. Penerbit...

Review Buku Sepasang Sepatu Tua Karya Sapardi Djoko Damono

Review Buku Sepasang Sepatu Tua Sepilihan Cerpen Sapardi Djoko Damono  Buku kumpulan cerpen yang berjudul Sepasang Sepatu Tua Sepilihan Cerpen Sapardi Djoko Damono ini jadi buku prosa pertama yang saya baca dari karya Pak Sapardi. Sebelumnya saya hanya tahu Sapardi Djoko Damono dari sebuah lagu Jason Ranti. Setelah tahu dari lagi itu, saya pernah mencari dan membaca beberapa karya puisinya.  Ketertarikan saya untuk membaca buku ini juga sebenarnya hanya karena ingin kembali mengisi postingan yang sudah lama absen dari dalam blog Review Buku Bagus. Awalnya khawatir, cerpen Sapardi Djoko Damono pasti bukan cerpen yang biasa-biasa saja.  Kekhawatiran saya pun terjawab. Ada beberapa cerpen karya Sapardi Djoko Damono yang rumit dan sulit saya mengerti.  Sepasang Sepatu Tua , Sebuah Kumpulan Cerpen Pilihan dari Sapardi Djoko Damono  Pada halaman terakhir buku ini ada sebuah kalimat atau ulasan yang menyatakan bahwa, banyak benda-benda mati yang jadi hidup dan berki...